Luka Pengasuhan

Orang tua zaman dahulu kerap menyikapi setiap masalah dan memperlakukan anaknya dengan cara yang tidak menyenangkan seperti memaki, membentak, menyiksa dan bahkan tidak lain juga dengan memukul. Sikap seperti inilah yang dinamakan Respons Eror, yang akan berdampak buruk kepada fisik dan psikis anak. Selain itu sikap Respons Eror ini, juga akan sering terjadi kembali, pada saat menikah nanti dan pada saat menjadi orang tua nanti. Respons eror inilah yang terbentuk dari pola asuh dan pola didik yang salah, yang sudah kita terima sejak dulu dimasa kecil.

Menikah adalah hal yang sering ditunggu – tunggu oleh para kaula muda. Kita suka merasa bahwa pasangan yang kita pilih saat ini adalah pasangan yang paling sempurna. Namun dalam perjalanan bahtera rumah tangga, respons eror yang kerap terjadi berupa konflik – konflik yang tiba – tiba muncul, pertengkaran kecil yang berangsur membesar menjadi pertengkaran hebat, mulai suka banting banting barang, perang adu mulut bahkan kerap menyiksa satu sama lain dengan pukulan.
Kita sering ga menyadari bahwa setiap dari diri kita atau pasangan kita, sedang membawa luka pengasuhannya masing masing, namun sering ga kita sadari, bahwa luka itu belum benar benar sembuh dan belum sempat disembuhkan secara total. Secara tidak langsung kita sudah mewarisi pola didik dan pola asuh yang salah dari orang tua kita.

Dan ini sangat wajar terjadi karena untuk menjadi orang tua yang baik dan benar, tidak ada sekolah maupun tempat les nya. Inilah yang membuat kita sering jatuh bangun dalam mendidik anak dan seringkali acuan kita terus mengarah pada pengalaman kita sebagai anak dimasa lalu.

Lantas apa yang harus kita lakukan agar luka pengasuhan bisa sembuh secara total?

Pertama kita harus sadari, bahwa rasa sakit ini adalah titipan Allah dan dibalik semua kesakitan yang ada, ada pesan cinta yang ingin Allah sampaikan kepada kita dan pasti ada kebaikan didalamnya. Kedua, terimalah semua rasa sakit luka pengasuhan ini, lalu maafkanlah orang tuamu, yang Ketiga menggunakan metode DEPTH, Keempat dengan metode pendekatan Tazkiyatun Nafs. Tazkiyatun Nafs adalah proses yang tidak hanya membersihkan jiwa kita, tapi juga menguatkan jiwa. Cara membenahi tazkiyatun nafs adalah dengan cara:
1. Berwudhu, niatkan dalam hati dan ucapkan dengan lisan bahwa aktivitas apapun yang dilakukan saat ini adalah dalam rangka melepas emosi negatif.
2. Dengan langkah sikap terhormat. Tidak peduli seberapa dalam dan parah luka yang ditorehkan oleh orang tua kita di masa kecil dulu. Yang terpenting adalah tetap bersikap terhormat kepada mereka. Saat kemarin kita menjadi korban luka pengasuhan, saat ini kita diminta untuk menjadi diri yang baru, sosok yang baru dan pribadi yang penuh kehormatan.
3. Berdzikir dengan lisan dan hati
4. Menggantungkan harapan hanya kepada Allah
5. Bertobat. Telah di sebutkan bahwa janji Allah bagi orang yang terus menerus bertobat adalah Allah akan cinta kepadanya.

Yang kelima, jika kita di posisi orang tua. Mulailah menjadi orang tua yang peduli dan mau mendengar perasaan anak. Itulah penghargaan terbaik seorang ibu kepada anaknya. Yang keenam, turut peduli dan mulai membantu menyembuhkan luka pengasuhan pasangan kita baik dalam kondisi zero ataupun minus. Berniatlah untuk saling menyembuhkan luka bersama dengan cara berbicara dengan kata-kata yang baik, intonasi yang rendah, lembut dan tenang serta gunakan ekspresi yang tersenyum, saling menghargai, dan saling mendengar keluh kesahnya. Suami adalah terapis terbaik bagi istrinya dan istrinya adalah terapis terbaik bagi suaminya.

Dan yang terakhir mulailah memperbanyak belajar tentang parenting, sebab kita sadar bahwa apa yang dilakukan oleh orang tua kita dulu, baik dan buruknya bisa mempengaruhi anak kita nanti dan bisa membekas padanya, maka dari itu di perlukan belajar parenting agar kita bisa memutus rantai luka pengasuhan yang lama dan menggantinya dengan pola didik dan pola asuh dengan baik dan benar.

Satu hal yang bisa kita pelajari bersama adalah semua yang terjadi dalam hidup kita, itu adalah yang terbaik. Dan semua rasa sakit yang hadir ini hanyalah titipan untuk pembelajaran di masa depan. Rasa nyaman seutuhnya akan baru bisa dicapai saat kita bersedia menerima orang tua kita dan pasangan kita dengan segala ketidakutuhan dirinya. Percayalah saat kita bersama sama memilih untuk membenahi dan mengubah keadaan diri kita menjadi lebih baik, disinilah kenyamanan seutuhnya akan timbul. Karena disatukan setiap keluarga dan setiap pasangan bukan hanya untuk sekedar berbahagia bersama, tapi juga sekedar untuk saling memahami, saling menemani, saling menjaga dan saling mengahadapi badai hingga usai . Sebenarnya yang kita butuhkan bukan keluarga dan pasangan yang sempurna, yang kita butuhkan adalah keluarga dan pasangan yang terus menerus mau saling belajar, berproses dan bertumbuh bersama sampai tua nanti.

Sumber :
Buku Luka Pengasuhan karangan Ulum A Saif dan Febrianti Almeera

 

Dikirimkan di Tidak Dikategorikan

Tinggalkan komentar