MENGISI TANGKI CINTA ANAK

liv-bruce-odIhQypCuUk-unsplashPernahkah kamu membayangkan, bahwa tangki cinta itu bisa kosong?

Pastinya belum pernah terbayang, kan?

Kita bisa ambil contoh, misal dari pengalaman-pengalaman buruk kita dimasa lalu, seperti mengejek, memarahi teman, memarahi ortu, merasa diri tidak berharga dan merasa diri kehilangan arah. Inilah perilaku-perilaku kita yang sering terjadi dan timbul karena adanya rasa tidak aman dalam diri.

Rasa tidak aman ini, akan hadir dan terjadi ketika tangki cinta kita kosong. Karena tangki cinta yang penuh akan selalu diliputi rasa bahagia, merasa berharga, tenang, aman dan damai dengan dirinya sendiri.

Begitupun dalam kehidupan sehari-hari, hampir setiap hari, kita tidak pernah lupa untuk meng-charge hape kita, saat baterai hape kita mulai melemah dan mulai habis, hape itu ibarat hal, sama seperti hati anak yang perlu kita charge setiap hari dan setiap waktu oleh kedua orang tuanya. Tangki cinta ini hanya bisa diisi oleh ayah dan ibunya, bukan dengan orang lain.

Sayangnya, orang tua hanya menganggap bahwa diberi kasih sayang saat masa kecil saja sudah cukup, katanya sudah besar sudah tidak perlu lagi diberi kasih sayang, takut nanti jadi manja. Padahal tidak demikian adanya, dan semakin kesini semakin banyak orang tua yang tidak sanggup jadi teman asik nya anak, tapi sanggup menjadi teman asik, untuk teman temannya. Karena yang terbaik menurut anak, bukanlah mainan yang kita belikan, bukanlah juga hadiah ataupun harta, yang anak butuhkan adalah kehadiran orang tuanya, dengan perlakuan terbaiknya.

Berikut ini hal yang harus kita bangun agar tangki cinta anak selalu merasa penuh:

  1. Membangun hubungan personal dengan anak lebih dekat, karena dengan siapa lagi anak bisa mencurahkan segala isi hatinya dengan rasa aman dan nyaman kalau tidak dengan kedua orangtuanya.
  2. Bentuk rasa aman akan tercapai ketika kebutuhan anak terpenuhi dari orang tuanya berupa perasaan dicintai tanpa syarat, perasaan dihargai dan perasaan diterima
  3. Jadilah teman yang asik untuk anak. Cukup dengan orang tua disamping anak dan benar benar meluangkan waktunya untuk anak, misal dengan bernyanyi, bertepuk tangan , mencium dan memeluk anak, ini sudah lebih dari cukup dan ini sangat berarti nilainya bagi anak.
  4. Koneksi ayah, ibu dan anak harus terus sambung-menyambung agar senantiasa bisa terus terjaga kedekatan dan komunikasi dalam suasana tenang dan nyaman.
  5. Penuhi 5 bahasa cinta anak diantaranya sentuhan fisik, kata kata pujian, pelayanan atau tindakan, waktu bersama, dan pemberian hadiah.

Hal-hal di atas terlihat sederhana, namun sangat penting, tapi tidak banyak orang yang mengetahui hal ini.

Ini juga bukan sebab, orang tua kita tidak perhatian dengan kita, hanya saja orang tua kita belum belajar, belum mengerti dan belum memahami ilmu ilmu parenting dengan baik.

Anak anak yang terlahir satu paket dengan cinta ayah dan cinta ibunya, kelak akan tumbuh menjadi pribadi pribadi yang bahagia, tenang dan damai dengan dirinya sendiri. Saat kedua orang tua bisa selalu menghadirkan dan merasakan kehadiran anaknya. Kelak anaknya pun juga akan bisa merasakan kehadiran kedua orang tuanya.

Percayalah di balik lelaki hebat ada perempuan hebat yang menemani perjalanan hidupnya, begitupun dengan anak. Dibalik anak anak yang hebat, ada ayah yang hebat dan ibu yang hebat yang terus mendampingi perjalanan anaknya dari titik nol anak menuju titik kesuksessan anak.

Tugas kita saat ini adalah terus menerus belajar dan berupaya menjadi orang tua yang baik, bukan hanya suka belajar, tetapi memahami apa yang anak butuhkan, bukan apa yang anak mau.

Kelak ketika kita mampu mengisi tangka cinta anak dengan penuh, insya Allah kehadiran kitapun akan selalu di rindukan anak dan anak akan dapat menangkap rasa kasih sayang yang kita ungkapkan. Karena anak adalah amanah langsung dari Allah SWT yang seharusnya kita jaga dan kita rawat dengan baik.

 

Dikirimkan di Tidak Dikategorikan

6 tanggapan untuk “MENGISI TANGKI CINTA ANAK

  1. Hai kak Seila.
    Isi tulisannya insightful kak. Tulisan ttg parenting selalu begitu, apapun ttgnya, ada saja yg baru. Karena pengalaman ber-parenting itu tak pernah sama pd setiap individu, walaupun ada kesamaan ya.
    Itu saja. Selamat berkarya lagi!

Tinggalkan komentar